Kamis, 25 Oktober 2018 Career and Development Centre (CDC) STIKes Muhammadiyah Gombong mengadakan kerjasama dengan RS Purbowangi dalam penyelenggaraan pelatihan komunikasi efektif bagi petugas kesehatan rumah sakit. Pelatihan berlangsung di RS Purbowangi dan diikuti oleh 80 peserta.
Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan pembekalan pengetahuan sekaligus edukasi pentingnya komunikasi yang efektif kepada seluruh petugas kesehatan di Rumah Sakit RS Purbowangi khususnya, yang nantinya peserta pelatihan mampu memahami kebijakan dan pedoman pemberian edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga secara efektif dan brdampak positif terhadap pasien dan keluarga agar mampu berpartisipasi dalam memberikan keputusan perawatan dan proses perawatan kepada pasien sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat dan efektif.
Konsep Komunikasi dan Informasi suatu kerja tim dibutuhkan modal dasar komunikasi yang baik antar lini. Jadi kesimpulannya semua bagian yang ada di Rumah Sakit adalah penting mulai dari tukang parkir, security,administrasi, tenaga kesehatan sampai dengan top manager mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan visi perusahaan sesuai dengan porsi masing-masing. Program pelatihan ini sebelumnya juga sudah berjalan di beberapa Rumah Sakit Rekanan seperti RS. PKU Muhamamdiyah Purworejo, di RS PKU Muhamamdiyah Sruweng, RS PKU Muhammadiyah Petanahan, RS PKU Muhamamdiyah Kutowinangun dan yang terakhir di RS Purbowangi.
Pembicara pertama dosen STIKes Muhamamdiyah Gombong Ike Mardiyati, M.Kep, Sp.Kep.J. menyampaikan materi terkait Komunikasi Sebagai “ Soft Selling ” dimana materi ini menitik beratkan pada service excellent terhadap pasien dan keluarga pasien, harapannya dengan terpenuhinya kepuasan, konsumen akan menjadi media promosi gratis yang akan menceritakan keunggulan bagi rumah sakit. Ike juga menambahkan di era revolusi industry 4.0 persaingan bisnis cukup berat dimana rumah sakit dituntut untuk bisa memberikan pelayanan prima berbasis teknologi informatika. Selain itu materi ISBAR dan TBAK juga sempat disampaikan oleh Ike dimana Perubahan paradigma standar akreditasi baru diaplikasikan pada pelayanan berfokus pasien, patient safety atau keselamatan pasien menjadi standar utama, kesinambungan pelayanan harus dilakukan baik saat merujuk keluar maupun serah terima pasien di dalam RS. Di rumah sakit perlu adanya koordinasi yang baik antar petugas. Mengantisipasi kesalah pahaman atau konflik dengan pasien, tenaga kesehatan di rumah sakit seperti perawat dan dokter harus bisa mempraktikkan komunikasi yang efektif dengan pasien. Perlu di dorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit agar lebih pintar berkomunikasi.
Pelatihan diakhiri Dengan materi Dokumentasi Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE) sesuai dengan SNARS oleh Eka Riyanti, M.Kep Dengan metode ceramah secara interaktif dan role play dalam kelompok, sehingga diharapkan para peserta dapat langsung mengaplikasikan ketrampilannya dalam melaksanakan kemampuan komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.